Dufan atawa Dunia Fantasi: Ini sebenarnya mainan untuk anak kecil, adolesence, atau semua umur ke
cuali bayi dan orang uzur?Tidak penting menanyakan untuk usia berapa Dufan diadakan. Tengok saja fungsinya! Dufan ialah tempat tumpah-ruah hommo ludens (mahluk bermain), yang terutama bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya, Dufan telah menjadi ruang publik dengan pelbagai fungsinya: leisure, rendez vouz (saya tidak yakin apakah ada orang yang mau bertemu untuk urusan bisnis atau sekedar bersua karena lama tak jumpa misalnya, janjian ketemu di Dufan), see and to be seen, dan seterusnya. Catatan penting: Dufan itu sepertinya bukan tempat refreshing, sebab pulang dari sana badan malah pegel-pegel, juga belum pernah melahirkan inspirasi untuk menulis puisi. Masyarakat Jakarta telah kehilangan ruang publik untuk bermain-main, maka jadilah Dufan sebagai salah satu alternatif!
Suatu yang kurang banyak porsinya dari Dufan adalah adu ketangkasan. Bombomkar atau perang bintang masuk ke dalam kategori ketangkasan. Tapi sungguh masih kuarng.
Saya senang melihat ekspresi Tono Junior yang selalu ceria, dan Dufan telah memberinya ruang yang lebih leluasa dari sekadar ceria. Ia ketawa terbahak-bahak, bahkan sempat menjadi paparazi segala.
Yang menjadi agenda bagi saya, kapankah ada ruang ludens yang asli Nusantara, yang tradisional itu? Mainan anak-anak Nusantara sungguh banyak jumlahanya. Barangkali saya akan disebut terlalu romantik sehingga ingin kembali ke masa lampau. Tapi Dufan itu terlalu mekanis, sehingga diam-diam kita sedang dipermainkan oleh mekanik, dan di mana rule of game semuanya ditentukan oleh mesin pula. Kurang demokratis. Beda dengan mainan tradisional Nusantara, aturan main dibuat secara kolektif dan demokratis, berdasarkan konvensi dan terkadang aklamasi, sehingga semua orang terlibat sebagai penentu aturan. Menjadi agenda bagi saya untuk memiki tanah yang luas kemudian di dalamnya ada pelbagai permainan Nusantara, baik untuk anak-anak pun orang dewasa?
No comments:
Post a Comment