Tuesday, July 5, 2011

Harry A Poeze: Tan Malaka, Siapakah Dia

http://www.flickr.com/photos/salihara/sets/72157625202582246/
SEMASA Orde Baru berkuasa, nama Pahlawan Nasional Tan Malaka (TM), nyaris tidak terdengar. Juga bukunya yang fenomenal, Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) ikut tiarap. Itu terjadi, karena ia seorang tokoh kiri kaliber internasional. Sementara kata “kiri” yang seringkali diasosiasikan kepada komunisme membuat rezim Orde Baru alergi.

Namun setelah reformasi, nama TM kembali mengemuka. Madilog kembali diterbitkan. Juga buku yang mengulas sosok serta pemikiran TM, lahir satu dua judul. Di Belanda, diam-diam sejarahwan Harry A. Poeze melakukan penelitian. Ia melanglang sampai keempat benua untuk mendapatkan data dan fakta yang abash tentang TM.

Hasil penelitiannya selama 30 tahun itu, ia bukukan dalam tiga jilid yang ketebalannya mencapai 2.200 halaman. Buku itu diberinya juluk Verguisd en vergeten, Tan Malaka, de Linkse Beweging en de Indonesiche Revolutie, 1945 – 1949 (Tan Malaka, Dihujat dan Dilupakan, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia 1945 – 1949).
Meski masih dalam bahasa Belanda, rencananya akan rampung diterjemahkan dua tahun kemudian, buku itu akan diluncurkan di Gedung Joang 45, Jl Menteng Raya No 31, pada 30 Juli 2007 ini. Hari Selasa lalu (24 Juli 2007), Harry mampir ke Jurnal Nasional. Berikut petikan wawancara tim Jurnal Nasional dengan Harry.

Bisa diceritakan secara singkat isi buku ini?
Riwayat hidup TM dan pemikiran-pemikriannya saya ulas. Dia orang miskin, hidupnya sederhana. Hanya ada dua kemeja. Dia memang punya emas sedikit, tapi itu akan digunakan dalam keadaan darurat.

Tahun 1922, ia pergi lagi ke Belanda. Di sana, ia dicalonkan menjadi anggota kongres. Satu-satunya orang Indonesia yang dicalonkan jadi anggota kongres, tapi tidak terpilih. TM kemudian ikut menghadiri konferensi partai komunis sedunia di Moskow, ia diangkat sebagai wakil Ketua Komunis Internasional (komintern) untuk kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Ia pergi ke China, mondar-mandir ke Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dan selalu dikejar oleh polisi rahasia Inggris, Belanda, Amerika. Tapi ia berhasil meloloskan diri. Namun hubungan dengan Hindia Belanda sukar sekali. Mengirim surat juga susah sekali.

Revolusi berjalan, dan TM berhasil menyusup ke Indonesia melalui Singapura. Masuk ke Indonesia, tinggal dengan berpindah-pindah tempat. Sempat tinggal di Banten dan menjadi pekerja pertambangan. Di tengah pergolakan revolusi itu, TM menulis taktik yang harus dilaksanakan kaum revolusioner.

Karena simpang-siur berita, TM tak dapat menghadiri pembacaan proklamasi oleh Soekarno Hatta. Adam Malik menulis, ini adalah kesedihan sejarah, sebab tokoh yang begitu hebat pemikirannya, tidak dapat hadir pada momentum penting itu.
TM pernah tinggal di Kalibata, Jakarta Selatan, dan di sana mulai menulis bukunya yang terkenal: Materialisme, Dialektika, Logika (Madilog). Pada mulanya TM menyokong Soekarno Hatta.

Namun, berikutnya TM beda pendapat dengan Soeakrno, Hatta, dan Sjahrir soal perundingan dengan Belanda. TM menolak perundingan, dan memilih perjuangan. Perselisihan ini sangat dalam. Bulan Maret 1946, ada rapat di Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang terbagi dua golongan, yaitu antara yang pro diplomasi dan yang pro perjuangan melalui perang. Soekarno dengan licin dan diplomatis berhasil meyakinkan anggota KNIP untuk berdiplomasi dengan Belanda. TM kalah, dan sesudah itu TM ditahan 2.5 tahun tanpa proses pengadilan.

September 1948, TM dilepaskan dari tahanan berkat dorongan PKI. Namun, pada 1948, Muso yang baru balik dari Moskow, dan atas perintah Moskow, mengadakan pemberontakan untuk melawan pemerintah Soekarno Hatta. TM tidak setuju. TM kemudian mendirikan partai kiri baru, yaitu Partai Murba, tapi tidak ada hubungan dengan Moskow. Akhirnya, ia juga harus berseberangan dengan tokoh komunis Indonesia yang lainnya, yaitu Alimin dan Muso yang pro Moskow.

Kisah tentang testament politik Soekarno sangat terkenal, seperti apa sesungguhnya?
Testamen politik itu memang ada. Soekarno menulisnya setelah bertemu empat mata dengan TM, yang menyatakan apabila Soekarno Hatta ditangkap, dan tidak bisa melanjutkan pemerintahan, maka TM menjadi penggantinya. Sebelum ditandatangani Soerkarno, dikoreksi dulu oleh Hatta, sehingga sebelumnya hanya disebutkan satu orang pengganti, yaitu TM, diubah menjadi empat orang, yaitu Tan Malaka, Iwa Kusuma Sumantri, Sutan Sjahrir, dan Wongsonegoro. Hatta mengatakan, Tan Malaka hanya mewakili satu aliran. Harus disebut empat perwakilan aliran dalam masyarakat Indonesia, aliran kiri, aliran sosial demokrat, aliran tradisional, dan aliran Islam. Testamen itu ditandatangi Soekarno-Hatta pada September 1945.

Apa saja kiprah TM?

TM banyak membantu aliran sosialis dan Islam. Sosialisme di Indonesia bisa berkembang karena coraknya yang tidak atheis. Masyarakat Indonesia waktu itu memiliki dasar yang sama, yaitu menolak kolonialis Belanda. Nah, TM melakukan kooperasi antara sosialisme dan Syarekat Islam (SI). Di SI, akhirnya lahir dua aliran, yaitu sayap kanan yang tidak mau bekerjasama dengan komunis, dan yang kiri yang mau bekerjasama. Misalnya Tjokroaminoto, mau bekerjsama, tapi Agus Salim menolak bekerjsama. TM berada di antara keduanya.

Waktu di Moskow, sekitar tahun 1921-1922, saat menghadiri kongres besar partai komunis di dunia, TM pernah berpidato dan bilang, kami harus bekerjsama dengan orang Islam dan nasionalis, karena secara bersama-sama bisa melawan kolonialis Belanda.

Peranan paling penting dari TM?

Jika Anda baca buku Madilog, di situ bisa terbaca, TM adalah seorang intelektual, seorang pemikir politik, seorang Timur yang beragama. Paling utama, pemikiran yang mempengaruhi TM adalah Karl Mark dan Heigel. Ia juga tahu pemikiran Yunani dan Romawi, dan sebagai orang Minangkabau yang dibersarkan dalam kultur Islam, tentu ia tahu pemikiran Islam.

Sudah ada delapan buku yang menulis tentang pemikiran TM di Indonesia. Yang menarik adalah, saya seorang asing, mencoba melihat dengan obyektivitas. Di Indonesia, TM itu tokoh kontroversial. Ada yang bilang, TM adalah orang Islam sejati dan setia. Ada yang bilang, TM adalah pemikir Marksis, sedangkan ucapannya tentang Islam, ia lontarkan karena di Indonesia kebanyakan penganut Islam, dan menolak ateis. Karena itu, TM pun harus mendalami Islam untuk menyelami masyarakat Indonesia. Ada sepektrum dari TM sebagai pemikir Islam sekaligus Marksis. Menurut saya, pengaruh Minangkabau dan Islam memang sangat kuat pada diri TM.

Kenapa TM dan beberapa eksponen komunis saat itu tidak satu pemikiran? Misalnya TM tidak setuju dengan pemberontakan Muso, apakah memang di orang kiri terjadi friksi yang begitu tajam.

Saya kira gerakan kiri di Indonesia memang selalu ada bentrokan antarfaksi. Pernah faksi komunis di Indonesia bersatu, waktu masih harus melawan Belanda. Waktu perang dunia kedua pecah, sekutu (Inggris, Amerika, Belanda) melawan fasisme Jepang. Amerika Serikat dan Rusia belum menjadi musuh. Karena itu, orang-orang komunis membantu Soekarno Hatta dalam upaya memerdekakan Indonesia.

Gerakan kiri pecah, terjadilah perselisihan dan bentrokan. Pernah ada usaha kaum kiri mendirikan partai komunis baru. Tapi dalam musyawarah itu, TM dan orang-orangnya disingkirkan.

Yang melatari perselisihan kiri di Indonesia itu kenapa, rebutan kekuasaan?

Memang di Indonesia ada partai komunis yang dipengaruhi pemikiran Stalin di Rusia, dikontrol oleh Rusia. Tapi TM menerapkan komunis dengan tidak setia kepada Moskow. Partai Komunis di Belanda yang setia kepada Moskow, mengirim beberapa orang, di antaranya Setiajid, Kadarisman, dengan perintah menyingkirkan TM, dan harus didirikan partai komunis yang setia ke Moskow. Juga komunis-komunis yang dibuang ke Australia, yang bisa balik lagi ke Indonesia, misalnya Soegiono, tidak sepaham dengan TM. Mereka menerima perintah dari Partai Komunis Australia untuk menyingkirkan TM. Karena itu, waktu ada kongres mendirikan PKI baru di Indonesia, TM dan pengikutnya disingkirkan dari kepengurusan.

Bulan Maret 1946, TM ditahan oleh Bung Karno, dan pengikutnya disingkirkan dari konferensi PKI baru. Secara ideology, waktu itu memang terdapat perbedaan besar. Partai Komunis Indonesia itu menolak Islam dan peranannya, sedangkan TM dan pengikutnya mengakui peranan Islam.

Mengapa TM bisa diangkat sebagai pahlawan nasional?

Berdasarkan surat keputusan Presiden tahun 1963, TM diangkat sebagai pahlawan nasional. Sejarah menyatakan hal itu. Tetapi Orde Baru menggelapkan TM. Ia menjadi lebih sebagai Marksis. Nama dan peranan TM dicoret dari buku sejarah dan buku ilmiah. Buku TM dilarang oleh pemerintah. Sekarang, mengenai TM mulai diangkat dan dikenang kembali.

Metode apa yang Anda gunakan dalam merekonstruksi sejarah TM, sehingga Anda meyakininya 99% benar?

Ini pertanyaan teoritis yang harus dipikirkan semua sejarawan. Saya mencoba mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai pelosok. Saya berkunjung ke empat benua untuk mengumpulkan bahan ini. Saya mencoba menulis sejarah dengan jujur dan obyektif. Ini pekerjaan sukar. Karena itu, dalam buku ini, ada opini dari penulis lain. Dalam epilog saya beri opini saya sendiri.

Saya bukan seorang Indonesia, saya seorang Belandam jadi bisa lebih objektif menulis karena lepas dari tekanan dan kepentingan. Saya harap, dengan pemberian catatan kaki yang sangat banyak, kalau Anda sangsi dan terjadi perselisihan pendapat, Anda bisa membaca sumber yang saya rujuk, atau mendatangi orang yang saya wawancarai.

Bagaimana obyektivitasnya bisa dibuktikan?

Karena itu saya ucapkan kata obyektif dengan tanda kutif dan hati-hati. Sebenarnya, tidak ada buku sejarah yang bisa ditulis benar-benar obyektif. Saya sendiri, latar belakang saya sosial demokrat, bukan komunis. Semua orang komunis saat menulis sejarah, hasilnya selalu buruk, karena ada tendensi kepentingan. Saya kira, buku yang saya tulis akan sukar ditulis oleh seorang Indonesia. TM adalah orang kontroversial, jadi jalau orang Indonesia yang menulis, akan banyak tekanan yang ia hadapi yang sukar dihindari.

edisi cetak termuat dalam tabloid Jurnal Nasional Minggu, tapi saya lupa tanggal berapa, nanti saya cari deh

3 comments:

  1. Anda ini tak tahu apa-apa soal Tan Malaka! Anda tahu siapa Tan Malaka itu? Dia seorang homoseks yang frustasi karena perjuangannya gagal. Dan Anda tahu siapa Harry Poeze pemuja TM yang Anda wawancarai itu? Dia cuma sepupu dari Harry Roesli. Payah Anda ini. Dasar wartawan guoblok!

    ReplyDelete
  2. Sayang sekali anda tidak menyebutkan nama atau alamat email biar saya bisa mewawancarai Anda. Saya wartawan, dan umumnya wartawan, bukan orang serba tahu, karena itu ia mewawancarai orang. Kalau saya serba-tahu, mengapa harus jadi wartawan, kan mendingan jadi profesor.
    Sayang sekali anda hanya bisa mencaci, tapi tidak berani menuliskan nama atau mencantumkan email. Atau pada dasarnya anda memang seorang pengecut?

    ReplyDelete
  3. saya berharap sejarah adalah sejarah (yg tdk bisa dibakar/ di hapus ceritanya apapun alasanya, kertas/ buku bisa dibakar namun sejarah tetap bisa diluruskan dari berbagai sunber, wartawan Adam malik pun mengagumi TM, bahkan anggota YNI periode 1950 -1960 memngaguminya (terutama yang pernah di kirim ke RUSIA mengambil peralatan perang pd th 1963 banyak cerita dari RUSIA, TM menganggap Indonesia adalah Mojopahit jadi wilayahnya dari Asia Tenggara sampai Madagaskar, kalau memang TM pernah disiksa bangsanya sendiri, semoga yg menyiksa diampuni, dan TM diberiakn tempat yg layak sesuai jasa-jasa memmbentuk negara NKRI, AMIN. Saayang sekali naskah-2 TM sekarang jarang di temui.

    ReplyDelete