Sunday, September 25, 2011

Lionel Messi: Suatu Hari Akan Berkupiah



BETUL pencetak gol pertama untuk Barca ke Gawang MU dalam duel Champions adalah si leopard dari Kamerun: Ete’o. Tetapi, determinasi paling kuat dari kemenangan Barca adalah berkat “tarian diam” yang dilakukan Si Jelita dari Argentina: Lionel Messi.

Bicara soal Argentina, bagi saya, sulit melupakan Diego Armando Maradona, striper paling merangsang di lapangan bola. Para pemain lawan bahkan wasit ikut horny tatkala Maradona menari. Bila ia sudah merumput, akan nampak beraksi layaknya seorang conductor grup orchestra. Apakah dinamika permainan akan menjadi adagio (slowly and gracefully), stakato (tersendat-sendat), mau jadi andante atau allegro (sangat cepat), si “Tangan Tuhan” itulah yang mengkreasinya.

Hingga Maradona gantung sepatu, belum satu pun muncul penggantinya yang setara. Pengamat bola Gus Dur pernah memprediksi, Danil Ortega akan menjadi pengganti Maradona. Tapi prediksi Gus Dur meleset jauh. Barangkali dekalarasi Maradona sendiri yang mendekati kebenaran: Messi akan menjadi maha-pesohor bola dari Tanah Evita du Peron itu. Dengan kata lain, sang Dieogo hendak berujar: Messi ternyata mampu mendekati kemampuanku.

Pada tanding pamuncak Champions 2009 lalu, sejak babak awal, pemain belakang MU mengepung pergerakan Messi, yang membuat back dan stopper MU berkonsentrasi ke ke seorang Messi, sementara Ete’o dan Henry bisa leluasa melenggok. Gol tercipta karena di salah satu lini pertahanan kosong, akibat terkonsentrasi untuk mengepung Messi itu.

Di Babak kedua, sang Sir mencoba merevisi kesalahannya, yaitu dengan segera menurunkan preman Pulo Gadung (Tevez) untuk mengacak-acak konstrasi Barca. Tapi upaya itu sudah terlambat. Bahkan gelandang tengah dan back yang mengikuti gertakan Tevez ke kandang lawan, membuat mereka lengah di bagian belakang. Serangan balik dari Barca tidak terhadang. Vandersar yang jago menyelamarkan bola-bola atas, tidak berkutik melawan sundulan Messi yang menurut kebiasan, Messi tidak pandai menyundul karena ukuran badannya yang kurang tinggi bagi pebola dunia. Tapi apa di kata, Si Jelita dari Argentina itu ternyata berhasil menyundul bola dengan gaya yang paling tidak anggun sepanjang saya menyimak tarian Messi.

Sayangnya, kepuasan saya menonton Barca dalam membungkam MU, kurang sempurna dengan potongan rambut Messi. Banyak orang setuju MU kalah, apakah sama banyaknya dengan orang yang setuju kalau messi memotong rambut?

Kemunculan perdana Messi dalam konstelasi sepak bola, adalah berambut gondrong khas pemain Arginta yang atraktif dan eksentrik. Beberapa veteran bola Argentina yang kondang, memang suka berambut gondrong. Saya masih ingat Claudio Canigia yang mengikat rambut gondrongnya dengan bondu atau karet, berhasil menerobos pertahanan Baresi dan lewat sundulannya, berhasil memanfaatkan umpan dari Maradona, lalu pecahlah telor: Gawang Zenga yang belum pernah kebobolan hingga semifinal pada Viva World 1990, terkoyak juga. Jika orang Italia mengenang si Canidia yang berambut gondrong itu dengan kemuakan yang tiada tara, tentu lain kebalikannya dengan penggemar bola Argentina, mengenang rambut gondrong sebagai identitas dari sepakbola yang eksotis.

Messi seringkali tampil jelita dan eksotik dengan rambut gondrongnya. Hal yang kurang dari Messi bila membandingkannya ke Maradona, adalah dalam soal obesesi dan grasak-grusuk. Maradona jelas sangat obsesius dan impulsif pada saat seusiaan Messi, sedang Si Jelita itu nampak seperti kelinci percobaan yang membuat saya selalu merasa teramat kasihan bila diciderai oleh lawan. Messi terlalu jujur sebagai pemain bola. Kurang licik bila dibandingkan dengan Si Tangan Tuhan yang melesakkan bola dengan tangan. Tetapi Messi sebagaimana Maradona, adalah penggiring bola yang unik sejak dari garis tengah hingga mejebol gawang lawan pada pertandingan yang sangat menentukan harga diri sebuah kesebelasan.

Bicara tentang sepakbola, selalu menarik bila ditinjau dari sisi prediksi: apa yang akan terjadi nanti. Cara orang memprediksi selalu berbeda-beda. Ada yang meninjaunya secara rasional di atas kertas, tetapi ada yang melakukannya secara emosional karena memosisikan diri sebagai fans. Namun, semua hasil prediksi seringkali mati kutu berhadapan dengan filsafat bola yang paling masyhur sepanjang zaman: bola itu bundar!

Tetapi prediksi tetap saja menarik sekalipun hasilnya kurang atau malah jauh dari akurat. Manusia memang selalu ingin mengetahui rahasia yang akan terjadi di depan, supaya bencana bisa diantisipasi dan keberuntungan bisa digapai. Karena itulah, film-film futuristik, ucapan paranormal, pendapat futuris, atau tulisan prediktif selalu laku dijual. Prediksi Maradona tentang Messi yang akan menjadi masa depan sepak bola Argentina makin mendekati kebenarannya. Dan karena itulah, federasi sepakbola Argentina mulai berpikir untuk mempersatukan Maradona (pelatih) dan Messi (pemain kesayangan pelatih) ke dalam sebuah tim untuk merebut supremasi Jules Rimet yang sudah menjadi Viva World itu.

Messi di masa lalu bisa Anda cari tahu ke Paman Go (google). Ada segudang informasi yang sediakan, dan kita tahu hormon pertumbukan anak ini kurang baik untuk ukuran anak-anak Argentina. Tetapi seperti apakah Messi di masa yang akan datang?

Sisi lain dari variabel untuk memprediksi adalah dengan berimajinasi. Maka saya coba berimajinasi. Messi akan menghabiskan sebagian waktunya untuk menyepi, walau sebenarnya ia tidak tahan diserang kesepian. Hal itu dilakukan karena mengikuti langkah Maradona yang suka berintropeksi dalam kesenyapan untuk memahami tabiat bola.

Pada usia 26, Messi akan menghantarkan Argentina merebut Juara Dunia. Ia akan berkunjung ke Indonesia, dan secara diam-diam akan mencari komik Ko Ping Ho karya Asmaraman Sukowati. Ia merasa perlu mempelajari jurus-jurus silat tradisional seperti yang dipalajari oleh Guss Hiddink. Pada usia 50-an tahun, ia akan mengunjungi Indonesia dan dengan mengenakan kupiah ala Bung Karno. Diam-diam, pada usia itu, Messi menjadi pengagum tokoh-tokoh yang pernah menentang Amerika seperti Evo Morales.

Ini hanya imajinasi yang tidak perlu dipercaya.

1 comment:

tulisan yang nyambung