Sunday, October 2, 2011

Seputar "Lomba Kritik Seni 2011"

Teks Doddi Ahmad Fauji

Tahun 2011, Direktorat Kesenian (sekarang namanya Direktorat Seni Pertunjukan), yang berada dalam gerbong Direktorat Jenderal (Ditjen) Nilai Budaya Seni dan Film (NBSF), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, menyelenggarakan Lomba Kritik Seni 2011. Pada pelaksanan lomba, Direktorat Seni Pertunjukan meminta bantuaan situseni.com untuk menyiarkan hal-hal yang berkait dengan lomba.

Event ini mulai diumumkan kepada publik sejak pertengahan Juli 2011, dan publik yang ingin ikut serta dalam lomba, bisa mengirimkan karya kritik seni melalui email lks2011@situseni.com dan di cc ke situseni@ymail.com. Penutupan pengiriman karya ditetapkan tanggal 17 Agustus 2011.

Animo masyarakat pecinta seni dan penulis ternyata cukup bagus. Sejak diumumkan melalui poster dan media internet, hingga masa penutupan pengimiman karya, telah masuk 233 tulisan kritik yang dikirim oleh sekira 150-an penulis, di mana seorang penulis ada yang mengirimkan tulisan hingga 5 tulisan.

Panitia menunjuk Dr. Seno Gumira Ajidarma (sastrawan cum dosen IKJ), Seno Joko Suyono (Redaktur rubrik budaya Majalah Tempo), dan Yusuf Susilo Hartono (Pemred Majalah Visual Arts) menjadi juri untuk menyeleksi lima naskah terbaik, di mana masing-masing naskah yang menang akan dihadiahi Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah) di mana pajak ditanggung pemenang.

Dewan Juri yang ditunjuk panitia melakukan tafsir atas kriteria LKS 2011 yang telah ditentukan panitia sebelumnya, dan membahasakan kriteria tersebut menjadi "pembacaan atas ketajaman analisis, daya penjelasan, dan keunikan gaya dalam kematangan tulisan.

Setelah melakukan penilaian dan melakukan rapat penjurian pada 26 September 2011, Dewan Juri memilih dan memutuskan 4 naskah yang layak dinilai menang. Bila memaksakan lima naskah, menurut para juri, akan terlihat jomblang kualitasnya untuk satu naskah yang dipaksakan memang.

Naskah yang dinyatakan menang adalah:
1. Karya Tari dan Karawitan Tumadhah, Refleksi Pengembaraan Spiritual, oleh Wahyu Santosa Prabowo.
2. Membongkar Surabaya sebagai Kota Lendiri, oleh Mashuri.
3. Puisi, Sejarah, Santet, Sebentuk 'Surat Kreatif Kepada Fatah Yasin Noor, Penulis Kumpulan Puisi Rajegwesi’, oleh Mashuri.
4. Benda-benda, Bahasa, dan Kala, Mencari Simetri Tersembunyi dalam Teman-temanku dari Atap Bahasa Karya Afrizal Malna, oleh Tia Setiadi.


Rencana semula, LKS akan memilih lima tulisan pemenang. Namun Dewan Juri memilih dan menetapkan empat terbaik dengan argumentasi untuk mempertahankan kualitas karya tulis para pemenang. “Kami hanya bisa menetapkan empat tulisan ini dengan kualitas yang nyaris sebanding. Kami berharap keempat tulisan hasil lomba ini kelak dapat menjadi bahan perbandingan untuk melahirkan karya kritik seni yang ideal. Bila lomba kritik seni ini kembali diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, kami berharap, kualitas karya kritik yang nanti memang, minimalnya memiliki kualitas seperti naskah-naskah yang menang dalam LKS 2011 ini,” kata Ketua Dewan Juri Seno Gumira Ajidarma.

Dewan Juri mengeluarkan beberapa catatan seputar LKS 2011. Menurut Dewan Juri, sesungguhnya banyak ide atau gagasan yang menarik dalam LKS 2011, yang muncul dari berbagai daerah di Tanah Air, namun selama ini tidak terpantau oleh “Jakarta”. Dewan Juri juga melihat beberapa kelemahan fundamental pada beberapa naskah yang masuk, misalnya kurang matang dalam pengolahan kritik, lemah daya deskripsi, teori (asing) yang dicomot kurang dikunyah sampai lumat sehingga pengaplikasiannya dalam menganalisis objek seni, tidak terasa tajam atau malah teori itu dikutip hanya untuk bergagah-gagahan tanpa ada kaitan dengan objek seni yang dikritik.

Selain itu, Dewan Juri menemukan fakta bahwa banyak sekali naskah yang masuk yang kurang tepat untuk ukuran kritik seni, misalnya naskah yang dikirimkan itu merupakan tulisan hasil riset ilmiah untuk kepentingan akademik, bahan pengajaran di sekolah atau perguruan tinggi, hingga naskah kuratorial pameran seni rupa. Naskah kuratorial pameran seni rupa umumnya lebih bersifat promotif ketimbang sebagai karya kritik seni. Dewan juri juga menemukan, naskah-naskah yang masuk merupakan karya kritik jurnalistik, malah beberapa naskah yang masuk itu di antaranya pernah dipublikasikan di media massa cetak. Bukan berarti kritik seni gaya jurnalistik itu tidak baik dan tidak berkualitas, namun dalam lomba kali ini, naskah para pemenang lomba jauh lebih berkualitas, lebih argumentatif, dan lebih deskriptif dalam menjelaskan objek seni yang dikritik.

Direktur Seni Pertunjukan (saat LKS 2011 ini digagas, nama jabtannya masih Direktur Kesenian), Sulistyo Tirtokusumo selaku penanggungjawab LKS 2011 berharap lomba ini akan dapat merangsang iklim kritik seni di Tanah Air yang belakangan ini mengalami kelesuan. “Sebab kritik seni sangat diperlukan untuk kemajuan kesenian di Tanah Air,” kata Sulistyo.

Karena itu, tahun depan, Direktorat Seni Pertunjukan, Ditjen NBSF, Kementerian Budpar berencana menggelar kembali lomba kritik seni.

Ide dan Rencana Awal Lomba Kritik Seni

Ide awal penyelenggaraan lomba kritik seni ini berasal dari situseni.com yang mengajukan proposal ke Direktoirat Kesenian, NBSF, Budpar. Lomba kritik seni yang diusulkan dalam proposal adalah untuk mengeritik karya seni lukis yang mewakili beberapa kecenderungan. Proposal ini diusulkan sekira bulan Juli tahun 2010. Setelah membaca proposal, Direktur Kesenian Sulistyo Tirtokusumo menyetujui diselenggarakannya lomba kritik seni ini.

Setelah diadakan perdiskusian dengan para Kepala Subdirektorat di lingkungan Direktorat Kesenian, terjadi perluasan objek kritik seni, tidak lagi hanya mengeritik karya seni lukis, tapi seluruh aliran kesenian bisa dipilih menjadi objek kritik dengan catatan karya yang dikiritik merupakan gubahan seniman Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Semula, personel situseni.com berpikir akan ditunjuk menjadi pelaksana kegiatan secara penuh. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diselenggarakan secara swakelola oleh Direktorat Kesenian, dan situseni.com sebagai penggagas lomba, hanya ditunjuk menjadi media partner.

Namun karena tujuan yang dicanangkan oleh situseni.com dalam proposal yang diajukan ke Direktorat Kesenian adalah terwujudnya lomba kritik seni guna ikut memacu dan memicu kegiatan "kritik seni" maka meski hanya ditunjuk sebagai media partner, tidak membuat personel situseni.com mundur dari kegiatan tersebut, sebab yang paling fundamental adalkah terlaksananya lomba kritik seni tersebut, siapapun penyelenggaranya.

2 comments:

  1. Selamat Bagi para pemenang.
    Sukses buat panitia dan situseni.com

    ReplyDelete
  2. ya, selamat dan sukses!

    ReplyDelete

tulisan yang nyambung