Teks Doddi Ahmad Fauji
Film I Am Legend menuturkan manusia yang hidup menyendiri di Kota New York, di tengah-tengah zombie.
Juga pada hari itu, di tahun 2009, Robert Neville (Will Smith) hidup menyendiri, kecuali ditemani anjing kesayangan bernama Sam. Sejak tiga tahun silam, akibat kesalahan penelitiannya, lahirlah virus mutan yang menjalari setiap makhluk hidup (manusia dan binatang), dan menjadi zombie yang mengancam. Seperti vampire, zombie ini memangsa manusia dan binatang. Kota New York jadi mati, lengang dan mencekam. Mobil-mobil silang sengkarut. Tak ada dengus kehidupan, kecuali nafas Neville dan anjingnya.
Setiap hari, ia menyampaikan pesan melalui radio, “Namaku Robert Neville. Aku bertahan hidup di Kota New York. Jika ada yang mendengar pesanku, ingatlah kau tidak sendirian. Keluarlah siang-siang. Aku akan membagi makanan, tempat tinggal, dan memberimu keamanan.”
Ia bukan masyarakat biasa. Ia tentara berpangkat Letnan Kolonel, juga saintis yang brilian. Kala virus mulai memasuki New York, ia tak mau mengungsi sebagai responsibility atas kesalahan penelitiannya. Ia terobsesi menemukan antivirus. Malam hari ia menyembunyikan diri dari incaran zombie. Bila siang, zombie-zombie itu yang bersembunyi.
Tetapi pada hari itu, Neville menemukan kijang berseliweran. Dikejarnya kijang itu. Ketika seekor sudah dibidik, tinggal menembak, muncul singa dan menyambarnya, memangsanya. Di lain hari, kijang-kijang kembali bermunculan. Sam (anjing) mengejar seekor yang kabur ke gedung gelap nan pekat. Neville segera mengejarnya. Ternyata gedung itu sarang para zombie. Neville dan Sam dikejar-kejar. Neville tertangkap tepat ketika berhasil menerobos kaca jendela. Ia dan zombie terjerambab ke jalan. Begitu tersentuh cahaya surya, zombie langsung melepuh.
vspace='0' hspace='0' allowtransparency='true' scrolling='no'>
Esoknya, ia membuat penjebak, dan berhasil menjerat salah satu zombie berjenis kelamin perempuan. Penelitiannya di laboratorium atas zombie tangkapannya itu, membuatnya berhasil menemukan serum antivirus yang menajdikan zombie itu tidak terlalu agresif. Berbekal serum, dengan mobilnya ia keluar malam-malam, menantang para zombie. Tujuannya untuk menyebar serum. Namun, ia kalah jumlah saat berkelahi. Mobilnya berhasil dijungkirkan komplotan zombie.
Tepat ketika akan dimangsa, ada cahaya yang memancar dan sebuah salib, membuat zombie itu melepuh, sedang yang lainnya kabur. Namun Neville keburu pingsan. Bagitu sadar, ia sudah berada di rumah bersama seorang perempuan bernama Anna (Alice Braga) dan anaknya, Ethan (Charlie Tahan). Ternyata Anna yang menyelamatkan Neville.
Anna mengajak Neville meninggalkan New York, tapi Neville tidak mau pergi sebelum penelitiannya berhasil. “Tidak ada tempat yang aman. Semua manusia sudah terinfeksi. Hanya segelintir yang masih bertahan, tapi mereka akan berhasil disergap,” kata Neville.
“Tidak, masih ada manusia yang bertahan di sebuah kamp, di daerah dingin. Virus itu tidak bisa berkembang di daerah dingin. Sebaiknya kita cepat pergi ke sana sebelum terlambat,” kata Anna.
Ketika obrolan mereka memuncak, terdengar ada keributan dari luar. Begitu dilihat dengan teropong, ternyata zombie-zombie itu berhasil mencium tempat persembunyian mereka. Lampu-lampu taman segera dinyalakan. Namun, ternyata zombie itu sudah kebal oleh cahaya lampu. Mereka terus menerobos. Neville terpaksa meledakkan bom kontrol yang memagari gedung tempat persembunyiannya. Beberapa zombie mati, tapi berdatangan yang lain dengan jumlah lebih banyak.
Neville mengajak Anna dan Ethan bersembunyi di laboratorium yang memang cukup terlindung. Sampai di laboratorium, mereka mendapati ternyata zombie yang mejadi kelinci percobaannya, nampak telah pulih menjadi manusia biasa. Berarti Neville berhasil menemukan penawar virus mutan itu.
Sayangnya, laboratorium itu berhasil dilacak para zombie. Anna dan Ethan disembunyikan pada sebuah lubang yang anti guncangan bom, sementara Neville meledakkan bom bunuh diri saat zombie-zombie itu berhasil masuk ke laboratorium. Mereka mati semua, juga Neville. Anna dan Ethan selamat. Ia pergi ke kamp di mana sedikit manusia bersembunyi di sana, di daerah yang dingin. Berkat penemuan serum antivirus mutan dan pengorbanan Neville, kepunahan spesies manusia bisa diselamatkan. Di masa yang akan datang, kelak ia dikenang sebagai legenda.
Itulah sinopsis film I Am Legend besutan sutradara Francis Lawrence yang digubah dari novel karya Richard Matheson. Walau mengingatkan pada film yang nyaris serupa secara metodis dan modus operandinya, sebutlah film 30 Days of Night atau Vampire, tentulah film yang dibintangi dua kali nominator Oscar ini, menarik untuk disimak. Will Smith menawarkan akting yang sedap untuk dinikmati.
Melalui film ini, para seniman Amerika terkhusus sastrawan, semakin kental berimajinasi akan adanya kekuatan di luar manusia. Salib misalnya, masih merupakan benda keramat yang mengandung mukjizat. Lawan mainnya, Alice Braga, berhasil mengimbangi permainan Smith, membuat film ini jadi menawan.
Namun bersiaplah Anda dikejutkan oleh beberapa adegan suspensif dengan teknik buzzing yang seakan mengguncang kesadaran kita. Anda akan tertohok oleh film yang masuk ke dalam genre horror dan science fiction ini.
Judul : I Am Legend
Jenis Film : Action/Fantasy
Pemain : Will Smith, Alice Braga, Dash Mihok, Charlie Tahan
Sutradara : Francis Lawrence
Penulis : Akiva Goldsman, Mark Protosevich
Produser : David Heyman, Akiva Goldsman, Neal Moritz, Erwin S
Produksi : Warner Bros. Pictures
Homepage : http://iamlegend.warnerbros.com/
Durasi : 100 Menit
Tulisan ini pernah dimuat di almarhum tabloid Koktail
nice .. cool .. I like
ReplyDeletemantep nih film
ReplyDeleteKoreksi K Virus atau Virus Krippin muncul bukan karena kesalahan Robert, tapi karena seorang dokter yg bernama Krippin yg awalnya membuat virus tsb sbg obat kanker
ReplyDelete