Terus menunjukkan keberagaman etnik sebagai kekayaan budaya.
TEKS DAN FOTO DODDI AHMAD FAUJI
Tahun 2008, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berhasil mendatangkan wisatawan luar negeri sebanyak 6,5 juta kunjungan. Kunjungan sebanyak itu, telah mendatangkan devisi sebesar US$7.5 juta, atau setara dengan Rp80 triliyun.
Salah satu direktorat yang menangani promosi wisata di Depbudpar, adalah Direktorat Sarana Promosi yang berada di dalam gerbong Direktorat Jenderal Pemasaran, Depbudpar. Pejabat Direktorat Sarana Promosi saat ini adalah Esthy Reko Astuty. Seperti apa saja kerja Direktorat yang ditanganinya, berikut petikan perbincangan kali ini.
Fokus kerja dari Direktorat Sarana Promosi itu ke arah mana?
Sesuai dengan namanya, Direktorat Sarana Promosi, fungsinya tentu menyiapkan dan mendukung kegiatan pemasaran kebudayaan dan pariwisata. Direktorat kami ini di bawah gerbong Direktorat Jenderal Pemasaran (Ditjen Pemasaran). Pada gerbong Dithen Pemasaran itu ada yang memiliki tugas langsung dengan memasarkan produk, yaitu Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, Direktorat Pemasaran Luar Negeri, Direktorat Analisis Pasar, Direktorat MICE.
Ujung tombaknya tentu Pemasaran Dalam Negeri dan Pemasaran Luar Negeri. Supaya sukses dalam memasarkan, mereka harus melakukan promosi. Nah, Direktorat saya ini tugasnya membantu supaya promosi berjalan dengan baik. Kami membantu promosi lewat media cetak, elektronik, online, board, baliho, website, souvenir, dan merchandise, termasuk melakukan pendekatan promosi terhadap komunitas.
Bagaiamana mengukur tingkat keberhasilan promosi yang menjadi dasar untuk menentukan harus berpromosi di media mana, atau dengan strategi apa?
Tentu ada evaluasi untuk tiap waktu sejauh mana efektivitas dalam melakukan promosi itu. Kami tentu memiliki kebijakan dan strategi yang dikeluarkan dari hasil analisis pasar. Kami juga menerima masukan-masukan dari perwakilan Depbudpat di luar negeri, yang diberi nama Vito (Visit Tourism Officer). Kami mengadakan pengamatan dari berbagai literatur yang sengaja kami gali, termasuk dari internet. Berdasarkan kebijakan itu, lalu kami selaraskan dengan fokus negara target pemasaran wisata, maka kami bisa menentukan segmen mana yang akan dibidik, maka ke situlah promosi pun
ditentukan dan diarahkan.
Siapapun yang bergerak di pemasaran, pasti melakukan analisis untuk promosi
di media seperti apa, kapan, dan deal-nya seperti apa. Inti dari promosi ini sebenarnya adalah positive image. Namun kami memiliki target, bahwa promosi itu harus menghasilkan kunjungan wisata yang signifikan.
Mengenai promosi untuk kesenian, seperti apa?
Sebenarnya kami memiliki kebijakan promosi dalam negeri. Ada beberapa destinasi tujuan wisata daeah yang sudah berkembang. Ada destinasi yang masih harus didukung. Nah, kami melihat destinasi tujuan wisata mana yang harus didukung, lalu produk keseniannya. Nah itu kita promosikan berbarengan dengan memasarkan destinasi. Poksi kami itu kan di sarana dan prasarana media promosi. Urusan lebih detail dalam promosi kesenian, itu adalah tugas dari Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film (Ditjen
NBSF). Kami sifatnya mendukung, misalnya mengeluarkan merchandise berupa karya seni dan hasil kerajinan untuk souvenir.
Indonesia ini memiliki karya seni yang berkaitan dengan heritage (warisan). Kami coba implementasikan heritage itu sebagai bahan promosi. Misalnya dalam membuat sebuah merchandise, kami ambil beberapa heritage, dan tentu sebelumnya kami konsultasikan dulu dengan program Ditjen NBSF atau Ditjen Nilai Sejarah dan Purbakala. Misalnya waktu itu Ditjen NBSF mengadakan lomba pembuatan kotak hiasan dari badak cula. Nah, hasil lomba itu kami jadikan merchandise untuk suvenir. Seperti itu apresiasi yang kami lakukan terhadap promosi karya seni.
Kemudian dalam promotional material, misalnya untuk materi promosi di media cetak, kami pasti mengambil materi-materi berupa karya seni, misalnya hasil tenun ikat atau batik. Kami juga membuatkan buku-buku ekslusif tentang karya seni untuk souvenir. Kami membuat film-film dokumentasi seperti fitur tentang batik, keris, atau bangunan-bangunan bersejarah. Pun yang ada kaitannya dengan electronic merchandise, pasti
selalu ada karya seni di dalamnya.
Itu tadi yang dipromosikan adalah karya seni heritage. Bagaimana dengan promosi karya seni terkini, atau yang kontemporer?
Utamanya, sekali lagi, urusan kesenian ada di Ditjen NBSF. Tentu Ditjen NBSF juga memiliki program untuk mempromosikan kesenian terkini. Kami bersifat mendukung dalam promosi seperti yang disebutkan tadi. Personal di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pasti akan melakukan sinergi antara sektor kebudayaan dan pariwisata, karena ini satu payung. Kami bersifat mendukung pengadaan sarana dan prasana promosi untuk sektor kebudayaan dan pariwisata, tetapi program promosinya sendiri ada di masing-masing sektor.
Bisa dilacak, peminat asing terhadap seni budaya dan tujuan wisata Indonesia, selain Bali, itu ke mana lagi?
Bali tetap masih menjadi unggulan. Bahkan kasarnya, kita telah memanfaatkan Bali untuk image promotion negara, untuk memperkenalkan daerah lain. Kita sedang berusaha mengarahkan para wisatawan untuk juga mengenali daerah tujuan wisata yang lain, yang memiliki kekayaan alam dan produk seni budaya. Dalam rangka promosi, tentu kita selalu tanyakan, daerah mana yang sudah mereka kenali, kesenian apa saja dan dari daerah manna yang sudah mereka tonton? Kita sangat kaya dengan etnis dan karakteristiknya, dan ini harus terus dipromosikan. Misalnya orang ingin membuat film, atau klip di Indonesia, selain Bali yang menjadi tujuan utama, Lombok sudah mulai terbawa, lalu Jawa Timur. Bandung makin popular untuk wisatawan dari Malaysia. Kalau untuk jalur konvesional, orang dari luar tentu singgah di Jakarta, Yogyakarta, lalu Bali.
Bagaimana dengan program promosi 2010?
Sesuai dengan hasil anilisis pasar, pemerintah tertinggi peminat wisata ke Indonesia masih Asia Tenggara ditambah China, Jepang, dan Korea. Kita akan fokus ke sana, sambil terus melebarkan sayap ke Timur Tengah dan Eropa. Tapi visit tourism officer-nya (vito) akan ditambah.
Pada 2010, ada kegiatan promosi cukup besar yang akan digelar, yaitu memperingati 60 Tahun hubungan bilateral Indonesia dan China. Juga tahun 2010 ini akan ada promosi di salah satu pusat perbelanjaan di Kota London selama sebulan penuh. Terus akan mengadakan World Expo di Shanghai, China.
Apa program dari Depbudpar untuk peringatan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia dan China?
Ini bukan hanya kegiatan Depbudpar, tapi kegiatan pemerintah secara keseluruhan. Ada beberapa kegiatan, di antaranya yang terkait dengan seminar, pameran, dan pembahasan perjanjian-perjanjian, tentunya. Gongnya memang dirancang untuk penyelenggaraan festival kesenian dari masing-masing negara. Untuk Indonesia, seniman kita akan pentas di Great Wall, sedangkan seniman China akan pentas di Borobudur. Itu akan ditayangkan di televisi Indonesia maupun China.
Tentang Vito (visit tourism officer), bagaimana sifatnya?Vito itu adalah satu company yang kita tunjuk untuk melaksanakan beberapa kegiatan kita di sana. Mereka bersifat konsultan. Sekarang kita memiliki sembilan Vito, di Jepang, China, Korea, Australia, Singapura, Malaysia, India, Eropa, Timur Tengah. Saya lebih banyak terkait dengan Vito itu untuk pelaksanaan campaign di sana.
Mengenai program-program visit (kunjungan) dalam menunjuk kota atau daerah, itu seperti apa alasannya?Oh itu tergantung kepada daerahnya masing-masing. Tapi program visit darah itu memang sejalan dengan program visit Indonesia Year. Sebarnya kalau Depbudpar pusat bersifat men-trigger daerah yang mencetuskan visit year. Itu tergantung kepada daerah yang merasa siap menerima kunjungan dari wisatawan asing. Kita ikut menganalisis kesiapan-kesiapan mereka. Pasti ada sesuatu yang hendak ditawarkan daerah sehingga mencetuskan visit year. Misalnya Visit Bangka Belitung Year yang akan mencetuskan pada 10 Desember 2009 ini. Tentu mereka datang ke Depbudpar untuk koordinasi. Pada tahun 2010, beberapa daerah mulai mencetuskan visit year, misalnya Batam, Babel,
Kalsel.
Menganai Pulau Komodo, sekarang bagaimana?Sekarang sudah masuk 28 finalis versi New Seven Wonder, bukan versi Unesco. Tapi bagaimanapun juga, nilai beritanya cukup luas. Ini sangat bagus. Kalau taman Nasional Pulau Komodo bisa menang dalam tujuh wonder, ini akan sangat bagus untuk pariwisata dan image negara. Pada 2011, akan diadakan final pada tanggal 7 bulan 7. Kita sudah promosikan ke beberapa destinasi, dan juga ke orang luar supaya berpartisivasi memilih Pulau Komodo. Kami harapkan, warga Indonesia ikut mem-voting Pulau Komodo supaya
menang.
Visit Lombok 2012 yang sudah digembar-gemborkan dari sekarang, apa saja kelebihannya?Lombok memiliki daya tarik yang luar biasa dan banyak. Lombok memiliki potensi alam yang bagus, taman lautnya maupun pantainya, tempat survingnya juga. Lombok juga memiliki karya seni pertunjukan yang bisa menarik minat apresiator. Lombok memiliki hasil tenun yang bagus. Lombok juga memiliki mutiara laut yang tidak kalah dengan mutiara laut dari Jepang.
Sekarang yang juga sedang dipersiapkan untuk Lombok adalah pembinaan masyarakatnya. Sebab wisata itu terkait erat dengan keamanan dan keramahan masyarakat. Negara yang tidak aman dan penduduknya yang tidak ramah, sulit bisa didatangi wisatawan. Dalam buku Bunga Rampai Berpikir Positif yang ditulis Menbudpar Jero Wacik, disebutkan, kita harus mempertahankan keamanan dan keramahan bila ingin dikunjungi wisatawan dari luar. Kita tidak bisa membohongi pengunjung, misalnya harga pisang yang bisa dibeli dengan Rp5.000 tapi dijual jadi Rp50.000. Ini bisa membuat kapok pengunjung. Untuk soal pembinaan masyarakat ini, di Depbudpar ada Direktorat Pembinaan Masyarakat, Ditjen Pengembangan Destinasi Wisata.
Biodata:
Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda / IVC
Jabatan : Direktur Sarana Promosi
Pendidikan Terakhir : Manajemen Komunikasi, Universitas Indonesia (S2 lulus 2002).
* perbincangan ini pernah dimuat di almarhum majalah arti edisi 23
TEKS DAN FOTO DODDI AHMAD FAUJI
Tahun 2008, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berhasil mendatangkan wisatawan luar negeri sebanyak 6,5 juta kunjungan. Kunjungan sebanyak itu, telah mendatangkan devisi sebesar US$7.5 juta, atau setara dengan Rp80 triliyun.
Salah satu direktorat yang menangani promosi wisata di Depbudpar, adalah Direktorat Sarana Promosi yang berada di dalam gerbong Direktorat Jenderal Pemasaran, Depbudpar. Pejabat Direktorat Sarana Promosi saat ini adalah Esthy Reko Astuty. Seperti apa saja kerja Direktorat yang ditanganinya, berikut petikan perbincangan kali ini.
Fokus kerja dari Direktorat Sarana Promosi itu ke arah mana?
Sesuai dengan namanya, Direktorat Sarana Promosi, fungsinya tentu menyiapkan dan mendukung kegiatan pemasaran kebudayaan dan pariwisata. Direktorat kami ini di bawah gerbong Direktorat Jenderal Pemasaran (Ditjen Pemasaran). Pada gerbong Dithen Pemasaran itu ada yang memiliki tugas langsung dengan memasarkan produk, yaitu Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, Direktorat Pemasaran Luar Negeri, Direktorat Analisis Pasar, Direktorat MICE.
Ujung tombaknya tentu Pemasaran Dalam Negeri dan Pemasaran Luar Negeri. Supaya sukses dalam memasarkan, mereka harus melakukan promosi. Nah, Direktorat saya ini tugasnya membantu supaya promosi berjalan dengan baik. Kami membantu promosi lewat media cetak, elektronik, online, board, baliho, website, souvenir, dan merchandise, termasuk melakukan pendekatan promosi terhadap komunitas.
Bagaiamana mengukur tingkat keberhasilan promosi yang menjadi dasar untuk menentukan harus berpromosi di media mana, atau dengan strategi apa?
Tentu ada evaluasi untuk tiap waktu sejauh mana efektivitas dalam melakukan promosi itu. Kami tentu memiliki kebijakan dan strategi yang dikeluarkan dari hasil analisis pasar. Kami juga menerima masukan-masukan dari perwakilan Depbudpat di luar negeri, yang diberi nama Vito (Visit Tourism Officer). Kami mengadakan pengamatan dari berbagai literatur yang sengaja kami gali, termasuk dari internet. Berdasarkan kebijakan itu, lalu kami selaraskan dengan fokus negara target pemasaran wisata, maka kami bisa menentukan segmen mana yang akan dibidik, maka ke situlah promosi pun
ditentukan dan diarahkan.
Siapapun yang bergerak di pemasaran, pasti melakukan analisis untuk promosi
di media seperti apa, kapan, dan deal-nya seperti apa. Inti dari promosi ini sebenarnya adalah positive image. Namun kami memiliki target, bahwa promosi itu harus menghasilkan kunjungan wisata yang signifikan.
Esthy Reko Astuti menyerahkan hadiah kepada pemenang quis |
Mengenai promosi untuk kesenian, seperti apa?
Sebenarnya kami memiliki kebijakan promosi dalam negeri. Ada beberapa destinasi tujuan wisata daeah yang sudah berkembang. Ada destinasi yang masih harus didukung. Nah, kami melihat destinasi tujuan wisata mana yang harus didukung, lalu produk keseniannya. Nah itu kita promosikan berbarengan dengan memasarkan destinasi. Poksi kami itu kan di sarana dan prasarana media promosi. Urusan lebih detail dalam promosi kesenian, itu adalah tugas dari Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film (Ditjen
NBSF). Kami sifatnya mendukung, misalnya mengeluarkan merchandise berupa karya seni dan hasil kerajinan untuk souvenir.
Indonesia ini memiliki karya seni yang berkaitan dengan heritage (warisan). Kami coba implementasikan heritage itu sebagai bahan promosi. Misalnya dalam membuat sebuah merchandise, kami ambil beberapa heritage, dan tentu sebelumnya kami konsultasikan dulu dengan program Ditjen NBSF atau Ditjen Nilai Sejarah dan Purbakala. Misalnya waktu itu Ditjen NBSF mengadakan lomba pembuatan kotak hiasan dari badak cula. Nah, hasil lomba itu kami jadikan merchandise untuk suvenir. Seperti itu apresiasi yang kami lakukan terhadap promosi karya seni.
Kemudian dalam promotional material, misalnya untuk materi promosi di media cetak, kami pasti mengambil materi-materi berupa karya seni, misalnya hasil tenun ikat atau batik. Kami juga membuatkan buku-buku ekslusif tentang karya seni untuk souvenir. Kami membuat film-film dokumentasi seperti fitur tentang batik, keris, atau bangunan-bangunan bersejarah. Pun yang ada kaitannya dengan electronic merchandise, pasti
selalu ada karya seni di dalamnya.
Itu tadi yang dipromosikan adalah karya seni heritage. Bagaimana dengan promosi karya seni terkini, atau yang kontemporer?
Utamanya, sekali lagi, urusan kesenian ada di Ditjen NBSF. Tentu Ditjen NBSF juga memiliki program untuk mempromosikan kesenian terkini. Kami bersifat mendukung dalam promosi seperti yang disebutkan tadi. Personal di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pasti akan melakukan sinergi antara sektor kebudayaan dan pariwisata, karena ini satu payung. Kami bersifat mendukung pengadaan sarana dan prasana promosi untuk sektor kebudayaan dan pariwisata, tetapi program promosinya sendiri ada di masing-masing sektor.
Bisa dilacak, peminat asing terhadap seni budaya dan tujuan wisata Indonesia, selain Bali, itu ke mana lagi?
Bali tetap masih menjadi unggulan. Bahkan kasarnya, kita telah memanfaatkan Bali untuk image promotion negara, untuk memperkenalkan daerah lain. Kita sedang berusaha mengarahkan para wisatawan untuk juga mengenali daerah tujuan wisata yang lain, yang memiliki kekayaan alam dan produk seni budaya. Dalam rangka promosi, tentu kita selalu tanyakan, daerah mana yang sudah mereka kenali, kesenian apa saja dan dari daerah manna yang sudah mereka tonton? Kita sangat kaya dengan etnis dan karakteristiknya, dan ini harus terus dipromosikan. Misalnya orang ingin membuat film, atau klip di Indonesia, selain Bali yang menjadi tujuan utama, Lombok sudah mulai terbawa, lalu Jawa Timur. Bandung makin popular untuk wisatawan dari Malaysia. Kalau untuk jalur konvesional, orang dari luar tentu singgah di Jakarta, Yogyakarta, lalu Bali.
Bagaimana dengan program promosi 2010?
Sesuai dengan hasil anilisis pasar, pemerintah tertinggi peminat wisata ke Indonesia masih Asia Tenggara ditambah China, Jepang, dan Korea. Kita akan fokus ke sana, sambil terus melebarkan sayap ke Timur Tengah dan Eropa. Tapi visit tourism officer-nya (vito) akan ditambah.
Pada 2010, ada kegiatan promosi cukup besar yang akan digelar, yaitu memperingati 60 Tahun hubungan bilateral Indonesia dan China. Juga tahun 2010 ini akan ada promosi di salah satu pusat perbelanjaan di Kota London selama sebulan penuh. Terus akan mengadakan World Expo di Shanghai, China.
Apa program dari Depbudpar untuk peringatan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia dan China?
Ini bukan hanya kegiatan Depbudpar, tapi kegiatan pemerintah secara keseluruhan. Ada beberapa kegiatan, di antaranya yang terkait dengan seminar, pameran, dan pembahasan perjanjian-perjanjian, tentunya. Gongnya memang dirancang untuk penyelenggaraan festival kesenian dari masing-masing negara. Untuk Indonesia, seniman kita akan pentas di Great Wall, sedangkan seniman China akan pentas di Borobudur. Itu akan ditayangkan di televisi Indonesia maupun China.
Tentang Vito (visit tourism officer), bagaimana sifatnya?Vito itu adalah satu company yang kita tunjuk untuk melaksanakan beberapa kegiatan kita di sana. Mereka bersifat konsultan. Sekarang kita memiliki sembilan Vito, di Jepang, China, Korea, Australia, Singapura, Malaysia, India, Eropa, Timur Tengah. Saya lebih banyak terkait dengan Vito itu untuk pelaksanaan campaign di sana.
Mengenai program-program visit (kunjungan) dalam menunjuk kota atau daerah, itu seperti apa alasannya?Oh itu tergantung kepada daerahnya masing-masing. Tapi program visit darah itu memang sejalan dengan program visit Indonesia Year. Sebarnya kalau Depbudpar pusat bersifat men-trigger daerah yang mencetuskan visit year. Itu tergantung kepada daerah yang merasa siap menerima kunjungan dari wisatawan asing. Kita ikut menganalisis kesiapan-kesiapan mereka. Pasti ada sesuatu yang hendak ditawarkan daerah sehingga mencetuskan visit year. Misalnya Visit Bangka Belitung Year yang akan mencetuskan pada 10 Desember 2009 ini. Tentu mereka datang ke Depbudpar untuk koordinasi. Pada tahun 2010, beberapa daerah mulai mencetuskan visit year, misalnya Batam, Babel,
Kalsel.
Menganai Pulau Komodo, sekarang bagaimana?Sekarang sudah masuk 28 finalis versi New Seven Wonder, bukan versi Unesco. Tapi bagaimanapun juga, nilai beritanya cukup luas. Ini sangat bagus. Kalau taman Nasional Pulau Komodo bisa menang dalam tujuh wonder, ini akan sangat bagus untuk pariwisata dan image negara. Pada 2011, akan diadakan final pada tanggal 7 bulan 7. Kita sudah promosikan ke beberapa destinasi, dan juga ke orang luar supaya berpartisivasi memilih Pulau Komodo. Kami harapkan, warga Indonesia ikut mem-voting Pulau Komodo supaya
menang.
Visit Lombok 2012 yang sudah digembar-gemborkan dari sekarang, apa saja kelebihannya?Lombok memiliki daya tarik yang luar biasa dan banyak. Lombok memiliki potensi alam yang bagus, taman lautnya maupun pantainya, tempat survingnya juga. Lombok juga memiliki karya seni pertunjukan yang bisa menarik minat apresiator. Lombok memiliki hasil tenun yang bagus. Lombok juga memiliki mutiara laut yang tidak kalah dengan mutiara laut dari Jepang.
Sekarang yang juga sedang dipersiapkan untuk Lombok adalah pembinaan masyarakatnya. Sebab wisata itu terkait erat dengan keamanan dan keramahan masyarakat. Negara yang tidak aman dan penduduknya yang tidak ramah, sulit bisa didatangi wisatawan. Dalam buku Bunga Rampai Berpikir Positif yang ditulis Menbudpar Jero Wacik, disebutkan, kita harus mempertahankan keamanan dan keramahan bila ingin dikunjungi wisatawan dari luar. Kita tidak bisa membohongi pengunjung, misalnya harga pisang yang bisa dibeli dengan Rp5.000 tapi dijual jadi Rp50.000. Ini bisa membuat kapok pengunjung. Untuk soal pembinaan masyarakat ini, di Depbudpar ada Direktorat Pembinaan Masyarakat, Ditjen Pengembangan Destinasi Wisata.
Biodata:
Nama Lengkap : Dra. Esthy Reko Astuty, MSi
Lahir : Jakarta, 26 Mei 1959Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda / IVC
Jabatan : Direktur Sarana Promosi
Pendidikan Terakhir : Manajemen Komunikasi, Universitas Indonesia (S2 lulus 2002).
* perbincangan ini pernah dimuat di almarhum majalah arti edisi 23
jadi pariwisata Indonesia bisa ditingkatkan kemajuannya?
ReplyDeletevisit indonesia 2010,,,2011 dan selanjuutnya juga... tinggal optimalisasinya
ReplyDelete