Saturday, September 24, 2011

Mendahulukan Efektivitas

Teks Doddi Ahmd Fauji


Efektivitas dan efisiensi adalah dua kata yang selalu disandingkan, menjadi satu rumus baku untuk mencapai tujuan dengan paripurna. Berbagai negara dan bangsa, ajaran agama ataupun norma, memahami benar bahwa suatu usaha harus dijalankan dengan efektif dan efisien. Tanpa melaksanakan pedoman itu, hasil akan nihil. Tetapi jikapun suatu usaha terlihat seperti berhasil padahal dijalankan tanpa melaksanakan pedoman tadi, itu pasti karena pengaruh Dewi Fortuna: keberuntungan!

Tetapi Dewi Fortuna berbeda dari jelangkung. Dewi Fortuna tidak bisa datang setiap saat, sekalipun sudah diundang dengan menyuguhkan pelbagai sesajen, doa-doa, mantra, hingga mengikuti anjuran fengshui atau ramalan tarot. Sedangkan jelangkung, bisa datang bahkan tanpa diundang, juga bisa pergi tanpa diantar. Singkat kata, hidup tidak bisa mengandalkan kata ”untung”.

Pada sebuah kelakar, Gus Dur, sewaktu masih menjadi presiden, bertanya kepada salah seorang tangan kanannya yang ditugasi mengurusi suatu masalah, mengapa kita bisa kalah? Tangan kanannya menjawab, sebenarnya secara teknis dan modal dasar, kita sama kuat dengan mereka. Namun, mereka memiliki keberuntungan yang lebih. Mendengar jawaban itu, Gus Dur berujar, kalau bermodalkan ”untung” semestinya kita menang, sebab di negeri kita ini sangat melimpah si Untung, dari mulai Untung Suropati hingga Kolonel Untung, belum lagi untung-untungan.

Dari kelakar Gus Dur kita beroleh hikmah, bahwa efektivitas dan efisiensi adalah rumus baku yang teramat berat untuk dijalankan. Siapa yang tidak bisa bertindak efektif, ia akan selalu kalah langkah, dan siapa yang tidak bisa efisien, maka ia selalu kedodoran.

Efektif dan efisien adalah dua kata yang mudah diucapkan, bahkan dalam kerja organisasi setingkat OSIS (SMP dan SMA) sering pula kata efektif dan efisien diucapkan para siswa. Tetapi, jangan-jangan di negeri ini, banyak orang tidak memahami heurmeneutika dari diksi efektif dan efisien, hingga selalu saja bangsa ini kalah, juga banyak perusahaan di negeri ini berjalan kurang sehat, atau malah sakit keras.

Orang Melayu coba memindahbahasakan efektif dan efisien ke dalam diksi yang arkais, yakni mangkus dan sangkil. Orang Indonesia pernah mengadopsi kata mangkus dan sangkil, tapi terasa asing, akhirnya Pusat Bahasa mentranslasinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jadi: cepat dan tepat.

Di aras praktis, kata ”efektif” diterjemahkan menjadi ”cepat” dan ”efisien” menjadi ”tepat”, sedangkan di ranah wacana, kata ”efektif” diterjemahkan menjadi ”cerdas” dan”efisien” menjadi ”cermat”. Sesuatu yang cepat dan cerdas, akan melahirkan keunggulan, sedangkan yang tepat dan cermat melahirkan penghematan.

Efektif dan efisien, telah menjadi konstruksi sebuah rumus dengan susunan yang sulit didekonstruksi. Maksudnya, untuk menjalankan sebuah usaha, susunan rumus itu jangan dibalik menjadi ”efisien dan efektif”. Mengapa tidak boleh dibalik? Begini argumentasinya.

Di era konvergensi yang semakin radikal, yang melahirkan serba-percepatan di luar nalar, mereka yang lambat akan terkalahkan. Mereka yang mendahulukan efisiensi demi penghematan, juga akan terenyahkan. Begitulah fakta membeberkan.

Juga di lapangan bola, tim yang bermain tidak efektif, segera terjungkal. Tersisihnya Prancis dan Italia di babak penyisihan, jelas karena dua tim yang dijagokan ini, bermain sangat tidak efektif. Serdadu kedua skuad ini, mengandalkan jago-jago tua yang sudah lamban, dan karenanya sering kalah langkah oleh anak-anak belia.

Kita juga menyaksikan, tim yang melaju ke babak perempat final, adalah kesebelasan yang dikenal selalu bermain dengan efektif. Sekarang banyak orang yang sudah memprediksi, mereka yang akan sampai di puncak, adalah tiga tim yang bermain paling efektif, yakni Argentina, Jerman, atau Brasil.

Belanda, rada susah menjadi juara. Benar mereka bisa bermain efektif, tapi tidak efisien. Prestasi Belanda di tingkat dunia, adalah jadi runner-up, yakni ketika doktrin total football dideklarasikan oleh Rinus Michel. Total football memang melahirkan efektivitas yang luar biasa, tapi efek dominonya, pemain jadi benar-benar terkuras, dan sesuatu yang menguras itu pasti karena tidak efisien.

Namun, bila disodorkan pilihan, pilih efektif atau efisien? Jika ingin menang, harus pilih efektif, walau harus kedodoran. Mereka yang memilih efisien, cenderung jadi tim yang menerapkan strategi catenaccio ala Italia jaman baheula. Tapi, buat apa menghemat kalau tidak maju-maju. Mendingan gawang kebobolan, tapi bisa membobol gawang lawan lebih banyak.
--------------------------------------------------------------------------------
http://www.jurnalnasional.com/show/arsip?berita=136264&pagecomment=1&date=2010-7-3

1 comment:

  1. link alternatif sabung ayam s128net laga ayam filipina
    Raih Jutaan Rupiah Bersama Kami...
    Langsung Saja Kunjungi Kami bolavita1.com
    Untuk Info, Bisa Hubungi :
    Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    ReplyDelete

tulisan yang nyambung