Tuesday, September 27, 2011

Hiddink yang Pusing

Teks Doddi Ahmd Fauji

RUSIA dan Swedia sama-sama orang kutub. Sama-sama pemain yang terkuras keringatnya ketika bersikutat di daerah yang lebih panas pada autumn panas tahun ini. Tetapi pemain Rusia ternyata lebih mudah adaptasi dengan kondisi. Ibarat sedan Lada buatan mereka yang mulai di terima publik Eropa, Rusia dan Lada kini tidak sekaku di jaman supremasi partai komunis mengangkangi mereka. Rusia pun menang dengan amat meyakinkan atas Swedia.

Kini di perempat final Rusia akan berhadapan dengan Belanda, satu-satunya Juara Grup yang menang mutlak dengan gol yang paling produktif pada putaran penyisihan. Adapun Rusia, dalam peradaban bangsa-bangsa, tak lebih dari orang udik yang terpana melihat segala kemajuan Eropa.

Ditinjau dari geografis, sebenarnya wilayah Rusia itu lebih banyak masuk ke dalam Benua Asia. Namun secara peradaban, Rusia adalah bangsa tersendiri yang adat-sitiadat-nya dibentuk oleh kondisi kutub yang beku. Jika tidak minum alkohol saat salju menggila, manusia bisa mati membeku. Gembel-gembel yang tidak punya tempat untuk berlindung, biasanya mati bergeletakkan di emper toko oleh sebab darahnya dibekukan dingin salju yang bisa mencapai minus 30 derajat celcius.

Namun ketika kekaisaran Rusia terbentuk, Rusia mulai mempelajari peradaban bangsa lain. Dan ketika pusat peradaban Rusia dipindahkan dari Moskwa ke St Petersburg yang lebih dekat ke Eropa, Rusia mulai menatap Eropa dengan kekaguman yang luar biasa.

Adalah Ekaterina Agung, cucu dari Peter Agung yang membangun kota St. Petersburg, yang kali pertama mengadopsi peradaban Eropa. Sejak itu, mereka pun memproklamirkan diri sebagai bagian dari Eropa yang menjadi sumbu peradaban modern. Tak perlu heran jika kemudian Rusia yang secara geografis Asia itu, dapat ikut dalam Piala Euro, dan menjadi Juara Perdana.

Menghadapi Belanda yang hadir bak kerasukan arwah Rinus Michel si arsitek total football itu, sebanarnya tidak punya alasan bagi Rusia untuk gentar. Toh juara perdana piala Eropa adalah Rusia, sedang Belanda baru memperolehnya pada 1988, atau sekira 22 tahun kemudian. Ketika menggilas Swedia, Rusia seakan mempraktikan total football yang kita tahu teori itu datang dari Belanda.

Belanda hanyalah bangsa kecil. Mereka bisa makmur setelah dua bersaudara Cornelis dan Frederick de Houtman berhasil tiba di Nusantara, lalu memelopori pengerukan kekayaan Nusantara dari mulai rempah-rempah, emas, batu granit, minyak bumi, dan lain-lain. Kekayaan yang mereka keruk itu, diinvestasikan di pelbagai bank, dan itulah salah satu sebab mengapa negeri kincir angin yang sebagian wilayahnya lebih rendah dari laut itu bisa establish sampai sekarang.

Pada Perang Dunia I dan II, mereka hanya jadi pelengkap yang terjajah oleh Jerman. Bahkan untuk menduduki kembali Indonesia pada 1949-1950, mereka butuh dukungan Inggris yang memiliki serdadu Gurka. Adapun Rusia adalah bangsa besar yang mendiami daerah terbesar di dunia. Wilayahnya itu, dari Barat hingga ke Timur, terbentang dengan memiliki sebelas hitungan waktu. Bangsa kita dari Merauke ke Sabang terbentang dengan dilalui tiga hitungan waktu.

Rusia adalah bangsa dengan harga diri yang sangat tinggi, namun juga dengan santunitas dan selera humor yang bagus.Tetapi kejayaan sepakbola tentu saja tidak diukur dengan luasnya wilayah. Toh Amerika Serikat, China atau India yang juga wilayahnya luas, tidak pernah menjadi barometer percaturan dalam persepakbolaan.

Dan ini terbukti pada 1988. Kala itu, Marco van Basten berhasil menjebol gawang Uni Soviet dengan gol yang teramat indah. Pada semi final Euro tahun itu, Rusia yang masih berbentuk Uni Soviet dipermalukan 0 - 2. Tentu saja pemain Belanda dan Rusia yang sekarang, tidak bisa melupakan kenangan itu. Bagi Rusia, gol Basten jelas kenangan pahit, bagi Belanda tentu menjadi kebalikannya.

Kini mereka duel kembali di babak perempat final Euro. Siapakah yang bakal menjadi pemenang? Kebanyakan orang melirik Belanda, sebab mereka memiliki pemain-pemain unggulan yang diimpor oleh klub-klub besar Eropa. Sedangkan pemain Rusia hanya satu yang main di luar negeri, yakni Saenko yang merumput di Nurenberg (Jerman). Sisanya pemain Rusia bermain untuk klub Rusia.

Selain itu, Rusia baru saja menyelesaikan liga antarklub di negaranya sekira tiga minggu sebelum Euro digelar. Wajar kalau pemain Rusia masih pada letih di babak pertama Euro tahun ini. Namun justru karena itu saya ingin melihat dengan logika terbalik. Rusia kalah oleh Spanyol lebih karena para pemain masih jet lag akibat perbedaan suhu udara yang terlalu kontras, dan karena lelah setelah menyelesaikan liga domestik. Lain dari itu, tak ada yang kurang dari Rusia. Seperti sedan Lada tipe Kalina yang makin digemari warga Eropa Barat, Rusia terus melaju.

Para pemain Rusia bisa lebih kompak, sebab mayoritas pemain terbiasa bermain dalam satu klub, yaitu di Zenith St Petersburg. Sedang pemain Belanda terpencar di mana-mana, membuat kekompakkan pemain kurang solid dibanding para pemain Rusia.

Lalu soal total football yang berasal dari Belanda, sepertinya lebih nampak dipraktikan oleh Tim Rusia sebab mereka kini ditangani Guus Hiddink. Benar Hiddink tidak pernah dipercaya menjadi pemain timnas Belanda yang kala itu bertaburan bingtang. Tapi justru untuk alasan ini Hiddink bisa jadi punya dendam pribadi, ambisi pribadi untuk mengatakan kepada kawan sejawatnya yang main di Timnas Belanda, "bukan kau saja, aku juga bisa!"

Ada satu tambahan lagi, cara meminta orang Rusia terasa seperti humor yang tidak menyinggung orang yang dimintai bantuan. "Kenapa kau tidak menutup pintu itu?" begitu cara orang Rusia minta tolong menutup pintu ke orang lain. Atau, "Kenapa kau tidak memberiku rokok, sedang udara begini dinginnya?" begitu kalau mereka meminta rokok.

Hiddink sebenarnya tidak menularkan total football ala Michel. Tapi bagaimana kalau Hidink yang orang Belanda itu ketularan cara memerintah orang Rusia, "Hey saudara-saudaraku sebangsa, kenapa kau mesti menang melawanku?" Tentu Hiddink yang jadi pusing. Belanda adalah tanah airnya, tapi tim Rusia adalah binaannya. Tapi, emang gue pikirin, Guus?

No comments:

Post a Comment

tulisan yang nyambung