Saturday, October 15, 2011

Ketika SBY kaget lalu bertanya, Loh kok sampeyan ada di sini?


Kebersahajaan pelukis Nasirun diperlihatkan dengan keterbukaan apa-apa yang dialaminya, termasuk terbuka secara gamblang menceritakan pengalaman-pengalaman yang dilaluinya, tanpa malu atau sungkan.
Ia sudah banyak duit. Seorang kolektor membuatkannya kartu kredit kelas utama BNI yang deposit-nya minimal Rp 1 milyar. Setiap pemilik kartu kredit kelas ini akan menerima undangan untuk gala dinner misalnya. Nasirun pun menerima undangan gala dinner yang acaranya diselenggarakan di hotel berbintang ternama di Yogyakarta.

Berangkatlah Nasirun dengan motor bebek tua kebanggaannya. Seperti biasa, ia mengenakan kaos oblong dengan rambut diikat kuncir, berpadu dengan celana jins lusuh. Sampai di depan lobby hotel, satpam segera menegurnya, karena sepeda motor tidak boleh melewati jalan menuju lobby itu. Ia diperintahkan memarkir motor di luar.

“Bapak tidak boleh membawa motor ke sini, dan Bapak mau ke mana?”
“Saya akan menghadiri undangan gala dinner BNI,” jawab Nasirun.
“Loh itu acara khusus untuk para tamu yang memiliki undangan.”
Nasirun mengeluarkan yang ditaruh di balik kaos oblongnya.
“Ini undangan saya.”
Satpam itu kaget, sebab seorang yang mengendarai motor bebek tua, pakai kaos oblong, kok bisa menerima undangan gala dinner yang pasti untuk orang-orang kategori VIP. Namun karena undangan itu memang asli dan benar, maka Nasirun pun dipersilakan masuk, dan motor diparkirkan oleh satpam. Yang bertugas memarkirkan kendaraan di hotel biasanya petugas valet. Tapi ini motor yang mau diparkirkan. Terpksa satpam itu yang memarkirkannya.

Singkat cerita, Nasirun masuk ke dalam ruangan. Ia merasa kesepian dan keder karena tidak ada tamu yang ia kenali. Untunglah ada seorang kolektor yang membuatkannya kartu kredit BNI, memanggilnya, dan mengajaknya satu meja.

Acara makan malam itu dihibur pula dengan pertunjukan monolog oleh SBY (Si Butet Yogya). Sebagai mana diketahui, SBY adalah seorang monologer yang ditahbiskan sebagai raja monolog yang pandai merikan suara pejabat, terutama mantan Presiden Soeharto. Ia juga dikenal suka melakukan improvisasi yang kontekstual. SBY bermonolog dengan memutari meja, berkeliling, sampai akhirnya tiba di meja di mana Nasirun duduk.
Begitu melihat Nasirun, SBY sempat kaget, dan keluarlah kata-kata improvisatoris ini, “Loh, kok sampeyan bisa ada di sini?”

No comments:

Post a Comment

tulisan yang nyambung